Cari Artikel

Mempersiapkan...

Ijma dalam Zakat - Ibnul Mundzir (319 H)

 

86. Hewan Ternak yang Wajib Zakat

وَأَجْمَعُوا عَلَى وُجُوبِ الصَّدَقَةِ فِي: الْإِبِلِ، وَالْبَقَرِ، وَالْغَنَمِ.

Mereka sepakat atas kewajiban Shodaqoh (Zakat) pada: unta, sapi, dan kambing.

87. Nishob Zakat Unta

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنْ لَا صَدَقَةَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ ذَوْدٍ مِنَ الْإِبِلِ.

Mereka sepakat bahwa: tidak ada Shodaqoh (Zakat) pada kurang dari 5 ekor unta.

88. Zakat 5 Ekor Unta

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنْ فِي خَمْسٍ مِنَ الْإِبِلِ شَاةٌ.

Mereka sepakat bahwa: pada 5 ekor unta (wajib Zakat) 1 kambing.

89. Nishob Zakat Kambing

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنْ لَا صَدَقَةَ فِي دُونِ أَرْبَعِينَ مِنَ الْغَنَمِ.

Mereka sepakat bahwa: tidak ada Shodaqoh (Zakat) pada kurang dari 40 ekor kambing.

90. Zakat Kambing 40-200 Ekor

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنْ فِي أَرْبَعِينَ شَاةً شَاةٌ إِلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ، فَفِيهَا شَاتَانِ إِلَى أَنْ تَبْلُغَ مِائَتَيْنِ.

Mereka sepakat bahwa: pada 40 kambing (wajib Zakat) 1 kambing sampai 120, jika melebihi 120, maka padanya 2 kambing sampai mencapai 200.

91. Hukum Kerbau Sama dengan Sapi

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ حُكْمَ الْجَوَامِيسِ حُكْمُ الْبَقَرِ.

Mereka sepakat bahwa: hukum kerbau adalah hukum sapi.

92. Menggabungkan Domba dan Kambing

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الضَّأْنَ وَالْمَعْزَ يُجْمَعَانِ فِي الصَّدَقَةِ.

Mereka sepakat bahwa: domba dan kambing digabungkan dalam Shodaqoh (Zakat).

93. Hasil Bumi yang Wajib Zakat

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الصَّدَقَةَ وَاجِبَةٌ فِي: الْحِنْطَةِ، وَالشَّعِيرِ، وَالتَّمْرِ، وَالزَّبِيبِ.

Mereka sepakat bahwa: Shodaqoh (Zakat) wajib pada: gandum, jelai, kurma, dan kismis.

94. Larangan Menggabungkan Jenis Hewan Zakat

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الْإِبِلَ لَا تُضَمُّ إِلَى الْغَنَمِ وَلَا الْبَقَرِ، وَعَلَى أَنَّ الْبَقَرَ لَا تُضَمُّ إِلَى الْإِبِلِ وَالْغَنَمِ، وَعَلَى إِسْقَاطِ الزَّكَاةِ عَنْ كُلِّ صِنْفٍ مِنْهَا حَتَّى تَبْلُغَ الْمِقْدَارَ الَّذِي يَجِبُ أَخْذُ الصَّدَقَةِ مِنْهَا.

Mereka sepakat bahwa: unta tidak digabungkan dengan kambing dan tidak sapi, dan bahwa: sapi tidak digabungkan dengan unta dan kambing, dan bahwa: gugurnya Zakat dari setiap jenis darinya sampai mencapai kadar yang wajib diambil Shodaqoh (Zakat) darinya.

95. Larangan Menggabungkan Kurma dan Kismis

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنْ لَا تُضَمَّ النَّخْلُ إِلَى الزَّبِيبِ.

Mereka sepakat bahwa: pohon kurma tidak digabungkan dengan kismis.

96. Gugur Zakat Karena Bencana (Sebelum Panen)

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الْخَارِصَ إِذَا خَرَصَ، ثُمَّ أَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ إِلَّا شَيْءٌ عَلَيْهِ إِذَا كَانَ ذَلِكَ قَبْلَ الْجِذَاذِ.

Mereka sepakat bahwa: petugas taksir (khorish) jika ia menaksir, kemudian menimpa bencana kecuali sedikit atasnya (maka Zakat gugur) jika hal itu terjadi sebelum panen.

97. Nishob Zakat Perak

وَأَجْمَعُوا عَلَى حَدِيثِ رَسُولِ اللَّهِ : «لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ».

Mereka sepakat atas Hadits Rosululloh : “Tidak ada Shodaqoh (Zakat) pada kurang dari 5 awaq.”

98. Jumlah Zakat 200 Dirham

وَأَجْمَعُوا أَنَّ فِي مِائَتَيْ دِرْهَمٍ خَمْسَةَ دَرَاهِمَ.

Mereka sepakat bahwa pada 200 dirham (Zakatnya) 5 dirham.

99. Nishob Zakat Emas dan Perak (Nilai Setara)

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الذَّهَبَ إِذَا كَانَ عِشْرِينَ مِثْقَالًا قِيمَتُهَا مِائَتَا دِرْهَمٍ أَنَّ الزَّكَاةَ تَجِبُ فِيهِ، وَانْفَرَدَ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ، فَقَالَ: لَيْسَ فِيمَا دُونَ أَرْبَعِينَ دِينَارًا صَدَقَةٌ.

Mereka sepakat bahwa: emas jika ia 20 mitsqol yang nilainya 200 dirham maka Zakat wajib padanya, sementara Al-Hasan Al-Bashri berpendapat sendiri, ia berkata: tidak ada Shodaqoh (Zakat) pada kurang dari 40 dinar.

100. Emas Kurang dari Nishob

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الذَّهَبَ إِذَا كَانَ أَقَلَّ مِنْ عِشْرِينَ مِثْقَالًا، وَلَا يَبْلُغُ قِيمَتُهَا مِائَتَيْ دِرْهَمٍ أَنْ لَا زَكَاةَ فِيهِ.

Mereka sepakat bahwa: emas jika ia kurang dari 20 mitsqol, dan nilainya tidak mencapai 200 dirham sungguh tidak ada Zakat padanya.

101. Kewajiban Khumus (Seperlima) atas Rikaz Emas dan Perak

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الْخُمُسَ يَجِبُ فِي رِكَازِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ عَلَى مَا ذَكَرْتُهُ.

Mereka sepakat bahwa: khumus (seperlima) wajib pada rikaz (harta terpendam) emas dan perak atas apa yang telah saya sebutkan.

102. Khumus atas Rikaz

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الَّذِي يَجِيزُ الرِّكَازَ عَلَيْهِ الْخُمُسُ.

Mereka sepakat bahwa: siapa yang mendapatkan rikaz wajib atasnya khumus (seperlima alias 20%).

103. Wajib Zakat Setelah Satu Haul

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الْمَالَ إِذَا حَالَ عَلَيْهِ الْحَوْلُ أَنَّ الزَّكَاةَ تَجِبُ فِيهِ.

Mereka sepakat bahwa: harta jika telah mencapai satu haul (satu tahun) maka Zakat wajib padanya.

104. Mengeluarkan Zakat Setelah Wajib

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الزَّكَاةَ تَجِبُ فِي الْمَالِ بَعْدَ دُخُولِ الْحَوْلِ، فَمَنْ أَدَّى ذَلِكَ بَعْدَ وُجُوبِهِ عَلَيْهِ أَنَّ ذَلِكَ يُجْزِئُ عَنْهُ.

Mereka sepakat bahwa: Zakat wajib pada harta setelah masuk haul (satu tahun), maka siapa yang menunaikannya setelah wajib atasnya sungguh hal itu mencukupi dirinya.

105. Zakat Harta Budak Mukatab

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنْ لَا زَكَاةَ فِي مَالِ الْكَاتِبِ حَتَّى يُعْتَقَ، وَانْفَرَدَ أَبُو ثَوْرٍ، فَقَالَ: فِيهِ الزَّكَاةُ.

Mereka sepakat bahwa: tidak ada Zakat pada harta budak mukatab (yang telah dijanjikan merdeka jika lunas cicilannya) sampai ia dimerdekakan, sedang Abu Tsaur berpendapat sendiri, ia berkata: padanya ada Zakat.

106. Kewajiban Zakat Fithri

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ صَدَقَةَ الْفِطْرِ فَرْضٌ.

Mereka sepakat bahwa: Shodaqoh Fithri adalah fardhu.

107. Wajib Zakat Fithri Diri Sendiri dan Anak Kecil

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ صَدَقَةَ الْفِطْرِ تَجِبُ عَلَى الْمَرْءِ إِذَا أَمْكَنَهُ أَدَاؤُهَا عَنْ نَفْسِهِ، وَأَوْلَادِهِ الْأَطْفَالِ الَّذِينَ لَا أَمْوَالَ لَهُمْ.

Mereka sepakat bahwa: Shodaqoh Fithri wajib atas seseorang jika ia mampu menunaikannya untuk dirinya dan anak-anaknya yang tidak memiliki harta.

108. Zakat Fithri Budak yang Hadir

وَأَجْمَعُوا أَنَّ عَلَى الْمَرْءِ أَدَاءَ زَكَاةِ الْفِطْرِ عَنْ مَمْلُوكِهِ الْحَاضِرِ.

Mereka sepakat bahwa seseorang wajib menunaikan Zakat Fithri untuk budaknya yang hadir.

109. Zakat Fithri Budak Muslim Milik Dzimmi

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنْ لَا صَدَقَةَ عَلَى الذِّمِّيِّ فِي عَبْدِهِ الْمُسْلِمِ.

Mereka sepakat bahwa: tidak ada Shodaqoh (Zakat) atas dzimmi pada budaknya yang Muslim.

110. Zakat Fithri Wanita yang Belum Menikah

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الْمَرْأَةَ قَبْلَ أَنْ تُنْكَحَ تُخْرِجُ الزَّكَاةَ لِفِطْرٍ عَنْ نَفْسِهَا.

Mereka sepakat bahwa: wanita sebelum ia menikah mengeluarkan Zakat Fithri untuk dirinya.

111. Hukum Zakat Fithri Janin

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنْ لَا زَكَاةَ عَلَى الْجَنِينِ فِي بَطْنِ أُمِّهِ، وَانْفَرَدَ ابْنُ حَنْبَلٍ: فَكَانَ يُحِبُّهُ وَلَا يُوجِبُهُ.

Mereka sepakat bahwa: tidak ada Zakat atas janin di perut ibunya, sedang Ibnu Hanbal berpendapat sendiri, yaitu ia menyukainya (dikeluarkan Zakatnya) namun tidak mewajibkannya.

112. Ukuran Zakat Fithri Jelai dan Kurma

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الشَّعِيرَ وَالتَّمْرَ لَا يُجْزِئُ مِنْ كُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا أَقَلُّ مِنْ صَاعٍ.

Mereka sepakat bahwa: jelai dan kurma tidak sah dari setiap satu darinya kurang dari 1 sho’.

113. Ukuran Zakat Fithri Gandum

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الْبُرَّ يُجْزِئُ مِنْهُ نِصْفُ صَاعٍ وَاحِدٍ.

Mereka sepakat bahwa: gandum sah darinya setengah sho’.

114. Penerima Zakat (Non-Muslim)

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنْ لَا يُجْزِئَ أَنْ يُعْطِيَ زَكَاةَ الْمَالِ أَحَدًا مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ.

Mereka sepakat bahwa: tidak sah jika memberikan Zakat harta kepada siapa pun dari ahli dzimmah (non-Muslim).

Note: jika ahadun (dhommatain) maka artinya: Siapapun dari ahli dzimmah tidak sah mengeluarkan Zakat.

115. Zakat Harta Perdagangan

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ فِي الْعُرُوضِ الَّتِي تُدَارُ لِلتِّجَارَةِ الزَّكَاةَ إِذَا حَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ.

Mereka sepakat bahwa: barang-barang yang diputar untuk perdagangan ada Zakat jika telah mencapai haul (satu tahun).

116. Mendistribusikan Zakat Sesuai Ayat

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّهُ إِنْ فَرَضَ صَدَقَتَهُ فِي الْأَصْنَافِ الَّتِي ذَكَرَهَا فِي سُورَةِ بَرَاءَةٍ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا الْآيَةَ، أَنَّهُ مُؤَدٍّ كَمَا فُرِضَ عَلَيْهِ.

Mereka sepakat bahwa: jika ia menyalurkan Zakatnya kepada golongan yang disebutkan di Suroh Baro’ah dalam firman Alloh: “Zakat hanya diberikan kepada: fakir, miskin, amil Zakat...” QS. At-Taubah: 60) maka ia menunaikan sebagaimana difardhukan atasnya.

117. Menyerahkan Zakat kepada Nabi dan Amir

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الزَّكَاةَ كَانَتْ تُدْفَعُ لِرَسُولِ اللَّهِ ، وَلِرُسُلِهِ وَعُمَّالِهِ، وَإِلَى مَنْ أَمَرَ بِدَفْعِهَا إِلَيْهِ.

Mereka sepakat bahwa: Zakat dahulu diberikan kepada Rosululloh , dan kepada utusan-utusan dan petugas-petugasnya, dan kepada siapa yang ia perintahkan memberikannya kepadanya.

118. Larangan Memberi Zakat Harta kepada Dzimmi

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الذِّمِّيَّ لَا يُعْطَى مِنْ زَكَاةِ الْأَمْوَالِ شَيْئًا.

Mereka sepakat bahwa: dzimmi tidak diberi sedikit pun dari Zakat harta.

119. Larangan Memberi Zakat kepada Orang yang Wajib Dinafkahi

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الزَّكَاةَ لَا يَجُوزُ دَفْعُهَا إِلَى: الْوَالِدَيْنِ، وَالْوَلَدِ فِي الْحَالِ الَّتِي يُجْبَرُ الدَّافِعُ إِلَيْهِمْ عَلَى النَّفَقَةِ عَلَيْهِمْ.

Mereka sepakat bahwa: Zakat tidak boleh diberikannya kepada: kedua orang tua dan anak, pada kondisi yang mengharuskannya memberi nafkah kepada mereka.

120. Larangan Memberi Zakat kepada Istri

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الرَّجُلَ لَا يُعْطِي زَوْجَتَهُ مِنَ الزَّكَاةِ؛ لِأَنَّ نَفَقَتَهَا عَلَيْهِ، وَهِيَ غَنِيَّةٌ بِغِنَاهُ.

Mereka sepakat bahwa: seorang lelaki tidak memberi istrinya Zakat; karena nafkah istrinya ditanggung olehnya, dan ia telah cukup dari harta suaminya.

121. Tidak Ada ‘Usyur’ atas Harta Muslim

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنْ لَا عُشْرَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ فِي شَيْءٍ مِنْ أَمْوَالِهِمْ، إِلَّا فِي بَعْضِ مَا أَخْرَجَتْ أَرْضُهُمْ.

Mereka sepakat bahwa: tidak ada ‘Usyur (sepersepuluh) atas Muslimin pada sesuatu pun dari harta mereka, kecuali pada sebagian hasil bumi mereka.

122. Tidak Ada Zakat atas Harta Dzimmi yang Mukim

وَأَجْمَعُوا عَلَى أَنْ لَا صَدَقَةَ عَلَى أَهْلِ الذِّمَّةِ فِي شَيْءٍ مِنْ أَمْوَالِهِمْ مَا دَامُوا مُقِيمِينَ.

Merejak sepakat bahwa: tidak ada Shodaqoh (Zakat) atas ahli dzimmah pada sesuatu pun dari harta mereka selama mereka mukim (menetap).

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url